MENTORING KEPEMIMPINAN POSITIF
Model kepemimpinan positif di sini banyak mengacu pada studi Positive Organizational Scholarship (Spreitzer & Cameron, 2011) dan konsep yang ditawarkan oleh Cameron (Cameron, 2008, 2013). Kepemimpinan positif memiliki 4 dimensi: 1)Iklim yang positif, 2)Hubungan yang positif, 3)Komunikasi yang positif, dan 4)Pemaknaan positif.
Model ini menjelaskan bahwa kepemimpinan positif mencakup hal-hal seperti berikut:
Model ini menunjukkan bahwa proses dan dinamika Kepemimpinan Positif dapat memfasilitasi dua pihak sekaligus: Agen perubahan dan Target Perubahan.
Peran Kepemimpinan Positif dalam Transformasi Perusahaan
Dari literatur yang ada, dan juga dari hasil studi kualitatif yang dilakukan pada 4 perusahaan yang menjalankan transformasi perusahaan, disarikan hubungan antara hubungan kepemimpinan positif dan transformasi perusahaan sebagai berikut:
Pada tahap Awareness
Di tahap ini Agen Perubahan memerlukan sensitivitas atas peluang-peluang baru untuk berubah. Kepemimpinan positif, terutama dimensi iklim positif melalui kapasitas rasa bersyukur (gratitude) yang membangun emosi positif memfasilitasi agen perubahan untuk sensitif. Ide-ide baru, kemungkinan-kemungkinan baru dan peluang-peluang unik bisa diperoleh sehingga ide perubahan semakin baik.
Dari sisi Target Perubahan, seseorang juga semakin sensitif untuk membuka wawasan sehingga peluang untuk memahami kebutuhan semakin luas. Inisiatif-inisiatif perubahan menjadi lebih masuk akal untuk dipertimbangkan.
Pada tahap Desire
Di tahap ini Agen Perubahan akan terfasilitasi untuk menjadi lebih kukuh dengan pendirian menjalankan perubahan. Keinginan untuk mencari cara-cara terbaik mendorong perubahan semakin tinggi dengan dampak kepemimpinan positif. Seseorang yang positif (dengan dominannya emosi positif), cenderung berkeinginan menyelesaikan dengan tuntas pekerjaannya (dengan optimisme).
Sedangkan untuk Target Perubahan, seseorang mulai terbuka pikirannya untuk mempertimbangkan gagasan perubahan. Ada penerimaan, ketimbang penolakan. Daripada menolak dan menghindar, dengan emosi yang positif seseorang cenderung untuk memberikan kesempatan untuk mendukung dan berpartisipasi atas inisiatif perubahan.
Pada tahap knowledge
Bagi Agen Perubahan yang positif, ia akan berupaya sebaik mungkin mencari cara-cara mendorong perubahan yang efektif. Berbagai strategi dipertimbangkan, dipelajari sehingga bisa meningkatkan tingkat kesuksesan inisiatif, dan juga memungkinkan agen perubahan untuk berubah. Keinginan belajar menjadi kunci disini. Seseorang yang terdampak iklim, pemaknaan, atau hubungan positif akan cenderung untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan baru yang signifikan untuk kesuksesan insiatif perubahan.
Target perubahan pun hal yang sama terjadi. Umumnya perubahan mengsyaratkan pengetahuan dan keterampilan baru, dan itu artinya seseorang harus mau belajar. Hal-hal positif akan membuat seorang target perubahan untuk rela menginvestasikan waktu, tenaga bahkan mungkin uangnya untuk belajar hal-hal yang baru.
Pada tahap Ability
Melanjutkan tahap yang serupa di Knowledge, pada tahap ini aspek ketrampilan menjadi dominan, dimana Agen Perubahan diharapakan trampil. Ini artinya latihan-latihan keterampilan menjadi andalan, dan orang yang terpapar atau menjalankan kepemimpinan positif akan cenderung untuk berlatih. Ia akan berlatih terus hingga keterampilan yang dipersyarakat menjadi dikuasai. Bahkan ia tidak segan untuk melahirkan keterampilan-keterampilan baru.
Seorang Target Perubahan, disaat yang juga rela berlatih keterampilan yang disyaratkan dalam perubahan. Sekali lagi, ia akan berinvestasi waktu, tenaga bahkan uang demi menjadi trampil dan akhirnya menjadi mahir. Yang awalnya terasa sulitpun akhirnya berubah menjadi mudah.
Pada tahap Reinforcement
Di tahap ini Agen Perubahan terfasilitasi mencari cara-cara baru untuk melembagakan perubahan menjadi sebuah kebiasaan dan pola. Cara-cara yang sudah ada ditingkatkan keefektifannya. Terjadi “improvement” dan mekanisme yang sudah berjalan baik dari waktu ke waktu semakin lebih baik.
Hal yang menarik terjadi pada ini pada Target Perubahan. Dengan terapapar kepemimpinan positif, seorang yang awalnya target perubahan, dan mungkin yang sinis atas perubahan, kini menjadi pendukung, “endorser”. Mereka akan menjadi agen-agen perubahan baru di organisasi dan siap melanggengkan hasil perubahan. Pada saat berikutnya orang ini akan mendorong perubahan-perubahan baru, bukan sebagai target, tapi sebagai Agen perubahan.