Marketing Agency Expert

Leading With Compassion & Praktek Tranformasi Perusahaan

Leading with compassion – memimpin dengan penuh welas asih adalah pendekatan yang dapat membuat Iklim organisasi menjadi positif. Pendekatan ini fokus pada kemampuan untuk memberi perhatian pada situasi sulit atau keinginan untuk bertumbuh orang lain. Pendekatan ini dapat menjadi modal besar untuk menciptakan iklim yang positif. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh yang menjadi objek pendekatan ini, tapi juga yang memperhatikan atau yang mendengar.

Dengan dua tema besar tadilah; leading with compassion, memimpin dengan penuh welas asih, praktek transformasi yang dilandasi iklim organisasi yang positif buku ini  disiapkan. Disamping menyajikan konsep-konsep tentang leading with compassion yang berbasis psikologi positif dan positive organization, penerapan yang bersifat praktis juga ditawarkan. Ada empat organisasi yang praktek kepemimpinan positifnya cukup maju; Nutrifood Indonesia, Telkom Indonesia, Total Bangun Persada dan Paragon Technology & Innovation dibahas di bagian kedua.

Buku ini akan menambah khazanah wawasan keilmuan dan praktek bagi para akademisi dan manajer, khususnya yang bergerak di bidang keorganisasian, strategi atau pengelolaan SDM.

Kepemimpinan Positif
Kemuliaan Untuk Kinerja Istimewa

Organisasi bisnis dan publik sekarang dihadapkan pada tantangan untuk berubah akibat tekanan perubahan lingkungan, terutama teknologi.  Kebutuhan pengelola organisasi untuk terampil menghadapi tekanan ini sangat dibutuhkan. Untuk itu, literatur tentang manajemen perubahan semakin dibutuhkan para profesional. Meskipun model pengelolaan perubahan organisasi cukup banyak, namun masih jarang yang menyertakan peran kepemimpinan positif. Kepemimpinan positif adalah pendekatan kepemimpinan yang memungkinkan terciptanya iklim positif dalam organisasi, yang membuat emosi karyawan lebih positif. Pendekatan yang merupakan salah satu konsep organisasi positif ini, kelihatannya bisa berperan banyak dalam memfasilitasi kesuksesan perubahan organisasi.

Buku yang terdiri dari dua bagian (I: Perubahan Organisasi , II: Individu, kepemimpinan dan perubahan positif ) menjadi dasar satu konsep peran kepemimpinan positif dalam manajemen perubahan organisas. Kepemimpinan positif dapat berperan pada agen perubahan, sekaligus juga pada pihak-pihak yang menjadi target perubahan.

Akademisi dibidang Keorganisasian serta Manajemen Sumber Daya Manusia serta Manajemen Perubahan dan juga praktisi di bidang yang sama diharapkan bisa mendapatkan manfaat dari buku ini.

Kepemimpinan Positif
Kemuliaan Untuk Kinerja Istimewa

“Nobody has ever become a great leader without first becoming a good human being” (Dhiman & Marques, Author: New horizons in Positive Leadership and Change). Kepemimpinan Positif telah hadir melengkapi model-model kepemimpinan ada, dan dengan kelebihannya, konsep dan praktek pendekatan ini semakin berkembang. 

Seperti sub judul buku ini, keunggulan Kepemimpinan Positif adalah menekankan pada kebajikan, kemuliaan dan sosok terbaik manusia. Ketiga hal itu menjadi kunci yang menentukan bila organisasi ingin memperoleh kinerja yang istimewa, bukan kinerja yang biasa-biasa saja. Kesanalah seharusnya setiap organisasi berujung.

Beberapa tema yang masih jarang dibahas diungkap dalam buku ini, seperti Kerendahatian, Kemuliaan, purpose-driven, maupun konsep inspirasi. Bukan saja bagaimana menginspirasi tim, tapi yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin menginspirasi dirinya. Sesuai dengan perkembangan, peran kepemimpinan positif dalam transformasi perusahaan juga dapat anda dapatkan pada buku ini. Materi-materi ini akan menjadi perangkat bagi mereka yang ingin mengefektifkan fungsinya sebagai pemimpin.

Worksheet Paper

Abstract—This paper reports the evaluation of positive meaning-making practices as one of the positive leadership strategies in a consumer good company. Four strategies of positive meaning and effort in strengthening culture and identity examined from secondary data and informal talk of participants. Two company’s video, seminar presentations, and a book were used as main data.  The results reveal that building a sense of community and strengthening the culture and identity as well as creating a positive impact are the most apparent feature of positive meaning strategy.The discussions contribute to the concepts of positive meaning in the domain of positive leadership, and the practices applied can be referred for managers.

 

Index Terms—Positive meaning, positive impact, culture, sense of community

The positive leadership is one of the leadership approaches that increasingly popular, but a theoretical understanding of what it does it’s lacking. This study builds on positive organizational scholarship work to clarify the nature of the concept of positive leadership. Cameron’s concept is used as the main framework. Three closely related concepts; authentic leadership, servant leadership and resonant leadership are examined to inform the current model. This preliminary study may be valuable to articulate the accurate definition and later can be used in the development of scale measurement

Positive communication characterizes a positive image of the person and creates positive dynamics in the organization. Similarly, positive intentionality, reputation, and image also become the purpose of a personal-branding strategy, to shape the target audience’s perceptions. While these two concepts seem interrelated, no study links positive communication with personal-branding management. This study examines how positive communication can help individuals achieve personal-branding goals, such as reputation and authenticity. The authors explore and analyze two elements of positive communication—integrative communication and constructive interaction—for their potential role in the process and the outcome of personal branding. The study found five possible connections; two explaining the process and three explaining the outcomes. Inclusiveness enhances the basis of the audience. The solution-focused and future-oriented practices of the constructive elements provide the audience with a promise that creates optimism, while supportiveness and collaboration may create openness. On the other hand, integrative communication may bring a sense of authenticity that will affect the positive identity. Engagement practices may create a consistency that, in time affects the reputation. The study concludes with a suggestion of inauthenticity as further empirical research